Katalisnet.com, Jakarta — Dalam rangka mendorong pengembangan ekosistem start-up digital, menetapkan insentif pelatihan untuk menciptakan talenta digital.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate, kehadiran pemerintah penting karena bisnis ini masih tergolong baru di Indonesia.
“Ketergantungan kami terhadap bisnis ini tinggi, sehingga kami tidak punya pilihan selain mengembangkan bisnis ini. Kami memberikan pelatihan bagi talenta digital dalam jumlah besar agar bisnis ini tumbuh dan berkembang,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (14/6/2022).
Kemenkominfo sedang mencari kehadiran talenta digital untuk mencetuskan ide melahirkan startup digital di Indonesia.
“Begitu kita membentuk bakatnya, barulah kita membentuk ide dan gagasan. Begitu ide dan konsep terbentuk, disitulah startup digital dimulai. Di sinilah pemerintah perlu hadir melalui pelatihan-pelatihan,” tegasnya.
Terkait stimulus pelatihan yang diberikan, Menteri Johnny merinci bahwa banyak sekali pelatihan untuk pengembangan startup digital, baik yang diberikan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika maupun Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).
“Terutama teknologi non digital yang ada di Kementerian Infrastruktur, tentu ada startup juga. Kominfo sendiri memiliki beberapa jenis pelatihan. Beta School misalnya, merupakan program yang memberikan pengetahuan dan keahlian dasar di dunia startup yang berisi jaringan kelas-kelas yang memberikan pengetahuan dasar terkait konsep teknologi startup dan model bisnis bagi para pemula di industri startup,” jelasnya.
Kemenkominfo juga telah menyelesaikan program Gerakan Nasional 1.000 Startup Digital yang bertujuan untuk mencari dan mengkurasi ide-ide kreatif serta menghasilkan produk-produk inovatif. Melalui program tersebut, Kemenkominfo memberikan pendampingan bagi calon pendiri startup yang akan memulai usaha.
“Mendampingi pelaku startup yang berada pada tahap mencari solusi, memvalidasi solusi, hingga mendapatkan customer pertama. Begitu startup digital berkembang, ide kreatifnya mulai dikurasi, masuk program 1.000 Startup Digital,” jelasnya.
Kemenkominfo juga mendukung pengembangan startup digital melalui program startupstudio.id. Program tersebut menyasar startup yang telah berkembang menjadi C-Level atau founder, guna mempersiapkan visi dan kemampuan teknisnya secara lebih intensif.
“Kemudian setelah tumbuh dan berkembang dengan baik, jodohkan dengan modal ventura melalui program HUB.ID. Hal itu dilakukan agar startup digital mendapatkan komitmen investasi, membantu meningkatkan kemampuan startup dalam memperluas layanan digital kepada masyarakat. Itu tawar-menawar sangat awal, setelah itu startup digital tumbuh,” jelasnya.
Tantangan Startup Digital
Kementerian Komunikasi dan Informatika mengakui banyak tantangan yang dihadapi startup digital, salah satunya terkait manajemen, pembiayaan, dan pengelolaan teknologi.
“Di saat startup digital mulai berkembang, ide dan ide kreatif tidak akan pernah berhenti. Hal yang sama berlaku untuk teknologi. Artinya Belanja Modal berjalan dan terus tumbuh karena sesuai dengan kebutuhan. Itulah tantangannya! Setelah start-up digital mulai berkembang, dilakukan penjajakan karena butuh dana dan lain sebagainya,” ujarnya.
Saat ini, menurut Menteri Johnny, mitra startup digital tidak hanya dari dalam, tetapi juga dari luar, termasuk pandemi Covid-19, disrupsi teknologi, dan geostrategi. Oleh karena itu, pertumbuhan dan keberlangsungan startup digital perlu mendapat perhatian.
“Pasti ada efek geostrategis di sektor pangan dan energi. Setelah keuangan itu, startup selanjutnya akan berurusan dengan Venture Capital dan seterusnya. Kemudian ke ekonomi makro, itu yang perlu kita pertahankan,” ujarnya. (Kominfo).*