Golden circle adalah sebuah konsep yang menawarkan efektivitas dalam mencapai sebuah target. Banyak perusahaan yang menggunakan konsep ini untuk mengembangkan bisnisnya.
Konsep ini merupakan hasil dari pemikiran Simon Sinek, yang merupakan penulis buku dan seorang konsultan di bidang kepemimpinan.
Lalu apa keuntungannya bagi sebuah bisnis? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini!
Apa Itu Golden Circle?
Golden circle adalah konsep yang disusun oleh Simon Sinek untuk membantu memahami alasan mengapa seseorang melakukan sesuatu.
“Sesederhana kita mengetahui mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan”, begitu yang disampaikan Simon Sinek dalam bukunya yang berjudul Start With Why: How Great Leaders Inspire Everyone to Take Action.
Menurut Simon Sinek, Golden Circle adalah suatu sudut pandang alternatif terhadap asumsi yang ada tentang mengapa beberapa pemimpin dan organisasi bisa sangat berpengaruh.
The golden circle bisa digunakan sebagai penuntun untuk meningkatkan kepemimpinan, budaya perusahaan, penerimaan pegawai, pengembangan produk, penjualan, dan pemasaran (Sinek, 2019 hlm.54).
Karena itulah, konsep ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk menemukan tujuan bisnisnya dan kemudian dapat menginspirasi.
Baca Juga: Pahami Kelebihan & Keunikan Brand Anda dengan Golden Circle
Komponen Golden Circle
Ada tiga komponen penting yang dapat membantu Anda dapat menentukan tujuan dan mencapai target Anda. Tiga komponen ini berbentuk lingkaran yang dimulai dari lapisan luar ke dalam.
Apa saja tiga komponen tersebut? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!
1. Komponen Apa (What)
Komponen “What” adalah lingkaran terluar dari konsep ini. Setiap perusahaan, baik besar maupun kecil mengetahui APA yang mereka lakukan.
“What” di sini meliputi apa produk atau layanan yang ditawarkan, hingga apa yang dilakukan oleh karyawan dalam pekerjaannya.
Setiap orang dapat dengan mudah menjelaskan dan mengerti apa produk atau layanan yang disediakan oleh sebuah perusahaan. Selain itu, karyawan di perusahaan juga mengerti apa fungsi mereka mengerjakan suatu pekerjaan dan apa yang mereka lakukan.
“What” atau “Apa” ini akan mudah untuk dikenali. Selanjutnya yaitu mengetahui apa yang sedang dilakukan dan produk apa yang dihasilkan mudah untuk dilakukan oleh perusahaan.
Contohnya adalah produk apa yang ditawarkan oleh perusahaan di bidang digital adalah berupa layanan pelatihan yang relevan.
2. Komponen Bagaimana (How)
Lingkarang yang kedua yang semakin dalam adalah “How”. Komponen ini menuntun Anda dalam mencari cara “bagaimana” sebuah perusahaan dapat menjadi berbeda dalam cara yang dilakukannya.
Komponen “How” dalam golden circle berkaitan dengan melakukan APA yang mereka lakukan.
Terlepas dari apakah kita menyebutnya sebagai “mengajukan pembedaan nilai”, “proses pengelolaan”, atau “mengajukan penjualan yang unik”, seringkali “Bagaimana” menjelaskan bagaimana sesuatu itu berbeda atau lebih baik (Sinek, 2019 hlm 55)
“Bagaimana”, menuntun Anda untuk mengerti bagaimana Anda melakukan “Apa”. Ini karena setiap perusahaan memiliki visi dan misi yang berbeda, maka How-nya juga berbeda.
3. Komponen Mengapa (Why)
Lapisan terdalam dan utama adalah “Why”, yang juga adalah komponen utama dari konsep ini. “Why” membantu mengarahkan sebuah perusahaan mengenai “Mengapa” bisnis mereka harus ada.
“Mengapa” mereka melakukan apa yang mereka lakukan. Menurut Simon Sinek, “Mengapa” adalah tujuan, kepercayaan atau isu yang diperjuangkan.
Sebagai pebisnis, maka yang perlu digali melalui lapisan ini adalah “Mengapa perusahaan Anda ada?” selain untuk mencari sebuah keuntungan dari penjualan Anda.
Harapannya, pada lapisan ini, pebisnis mengetahui alasan “Mengapa”, yang menjadi latar belakang dari sebuah brand ada. Di sini juga sebuah perusahaan dapat menemukan sebuah misinya.
Baca Juga: Era Disrupsi: Contoh, Dampak, dan Cara Menghadapinya
Contoh Penerapan Komponen Golden Circle dalam Bisnis
Setelah memahami satu per satu komponen utama dari lingkaran emas ini, Anda dapat mulai menerapkannya pada bisnis Anda khususnya pada digital marketing.
Dilansir dari fourweekmba, contoh penerapan Golden Circle dalam bisnis bisa dilihat seperti berikut.
1. Brand Mission (Why)
Brand mission berkaitan dengan alasan keberadaan sebuah brand. Dan hal ini bukan hanya sekadar untuk mencari keuntungan saja, lebih dari itu adalah untuk mengatasi isu yang ingin diselesaikan.
Brand mission merupakan implementasi dari komponen terdalam konsep lingkaran emas ini, yaitu “why”. Oleh karena itu, mencari tujuan mengapa sebuah brand harus ada, maka harus diarahkan pada permasalah apa yang ingin diatasi.
Contoh nyata dalam hal ini adalah dengan adanya misi yang jelas. Misalnya, perusahaan Apple ada karena ingin menghadirkan pengalaman pengguna yang tidak tertandingi melalui teknologi inovatif.
2. Brand Character (How)
Setelah bisnis memiliki misi, maka selanjutnya adalah menentukan perilaku yang akan menunjukkan tujuan bisnis melalui praktik.
Perilaku harus selaras dengan tujuan dan misi merek di seluruh operasi perusahaan agar dapat efektif.
Bisnis yang berkomunikasi dengan jujur, apa adanya dan selaras dengan misi merek yang akan dirasakan dan terlihat autentik oleh audiens yang menjadi targetnya.
Keaslian tersebut akan menimbulkan efek emosi yang positif pada audiens dan memotivasi mereka untuk membeli produk yang dimiliki oleh sebuah merek.
Contohnya adalah produk Apple yang estetis dan fungsional, mampu menarik perhatian audiens karena sesuai dengan misi merek yaitu memberikan pengalaman terbaik kepada penggunanya dengan kualitas tinggi.
3. Brand Identity (What)
Brand identity atau identitas merek adalah representasi secara fisik dari adanya misi dan karakter sebuah merek. Identitas ini adalah yang dapat dilihat secara visual serta mudah untuk dikenali.
Produk dan layanan itu sendiri juga termasuk ke dalamnya. Kemudian, identitas atau citra merek ini dapat dibangun melalui logo brand, serta elemen lain berupa bahasa dan visual yang digunakan sebagai bahan promosi.
Contohnya, Apple memiliki logo perusahaan yang sangat sederhana yaitu buah Apel. Kemudian CEO dari Apple juga merupakan representasi fisik secara langsung dengan pakaiannya yang sederhana.
Hal tersebut menggambarkan misi perusahaan yakni kesederhanaan dan fungsionalitas.
Baca Juga: Cara Membuat Konten yang Menarik di Instagram dan YouTube
Apple dan Golden Circle
Dalam bukunya, Simon Sinek lebih lanjut menjelaskan mengenai penerapan lingkaran emas ini pada gaya komunikasi pemasaran yang dilakukan perusahaan.
Pada umumnya, perusahaan mengawalinya dengan “What” atau “Apa“, seperti contoh:
Apa: Kami membuat komputer-komputer yang hebat,
Bagaimana: Komputer ini dirancang dengan indah, mudah digunakan dan ramah pengguna. Anda ingin beli?
Setelah membaca kalimat pemasaran tersebut, apakah Anda akan tertarik untuk membelinya? Apakah Anda memiliki alasan hanya serta merta mengetahui bagaimana produk tersebut dibuat?
Kebanyakan perusahaan melakukan hal yang sama. Pertama kali yang dikenalkan adalah “Apa”, seperti “inilah produk terbaru kami, mobil dengan kualitas tinggi,” dan sebagainya.
Berbeda dengan Apple, sebagai perusahaan yang terus melakukan inovasi selama bertahun-tahun, pemimpin yang menginspirasi melakukannya dengan konsep golden circle. Perhatikan kalimat promosi berikut ini!
“Dalam segala sesuatu yang kami lakukan, kami percaya pada tindakan menantang status quo. Kami percaya pada tindakan berpikir secara berbeda.
Cara kami menantang status quo adalah menjadikan produk kami dirancang dengan indah, mudah digunakan, dan ramah pengguna.
Dan kebetulan kami membuat komputer yang hebat.”
Kalimat pemasaran yang menggugah bukan? Ya, begitulah yang dilakukan oleh para pemimpin yang menginspirasi. Karena tidak hanya sekadar konsep, akan tetapi juga tentang cara berpikir.
Apple bukan sekadar mengubah urutan informasi, pesan mereka dimulai dari “Mengapa”, yang merupakan sebuah tujuan, kepercayaan atau isu perjuangan yang tidak ada hubungannya dengan “Apa”.
Ini artinya, produk yang mereka buat sebagai “Apa”, tidak menjadi alasan seseorang untuk membelinya, namun hanya sebagai bukti kasat-mata dari perjuangan dan tujuan mereka.
Apple memiliki faktor “Mengapa” yang tidak berubah dari tahun saat didirikannya yaitu akhir tahun 1970-an. Terlepas dari produk yang mereka miliki, “Mengapa” mereka masih sama. Inilah yang menjadi inspirasi bagi sebuah bisnis.
Karena kebanyakan bisnis mengunggulkan diri atas yang lain, yang merupakan pesaing atau kompetitor mereka. Mereka menjelaskan panjang lebar tentang keunggulan produknya daripada produk dari brand pesaing.
Hal tersebut digemborkan agar orang mau membeli “Apa” yang kita lakukan. Tapi efeknya mungkin akan sama, bahwa konsumen akan membeli “Mengapa” mereka melakukannya.
Dengan memahami bahwa “orang tidak membeli apa yang kita lakukan, melainkan membeli mengapa kita melakukannya” adalah sebuah alasan mengapa hingga saat ini Apple dapat terus berinovasi.
Inilah mengapa dikatakan bukan sekadar konsep bisnis untuk menemukan tujuan, tetapi juga sebuah cara berpikir agar dapat menginspirasi dan mendorong orang untuk melakukan sesuatu, yang mana dalam hal bisnis adalah melakukan pembelian.
Dari sini, Anda dapat mengetahui bahwa produk dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan, namun tanpa adanya sebuah alasan, tidak menjadikan orang terdorong untuk membeli dan memilikinya.
Baca Juga: Unique Selling Point (USP): Ini 5 Cara Menentukannya!
Manfaat Golden Circle
Konsep yang juga disebut sebagai lingkaran emas ini dapat membantu para pebisnis dalam menemukan tujuan dan motivasi perusahaan. Selain itu, beberapa manfaat yang didapatkan dengan menerapkan konsep ini adalah sebagai berikut:
Menjadi panduan dalam peningkatan kemampuan kepemimpinan.
Mendorong pengembangan budaya perusahaan.
Menjadi standarisasi proses rekrutmen.
Meningkatkan kualitas pengembangan produk.
Memberikan inspirasi komunikasi pemasaran.
Meningkatkan penjualan dan memperluas pemasaran.
Membangun motivasi perusahaan untuk mengembangkan inovasi bisnis.
Membangun motivasi bagi seluruh bagian perusahaan untuk mencapai tujuan yang sama.
Baca Juga: Bahas Media Promosi Mulai dari Pengertian Hingga Fungsinya!
Tips Menggunakan Golden Circle dalam Bisnis
Konsep lingkaran emas dapat memberikan perubahan bagi bisnis saat dapat dijalankan dengan tepat. Berikut beberapa tips menggunakannya untuk bisnis Anda.
1. Otentik dan Konsisten
Pernahkah Anda mendapat pengalaman yang berbeda dari cara berkomunikasi sebuah brand? Seperti misalnya bahasa dan kontak yang digunakan dalam berkomunikasi.
Inilah yang dimaksud otentik, cara brand Anda dalam melakukan komunikasi sebisa mungkin berbeda dengan brand lain.
Setelah Anda melakukannya dengan otentik, jadilah konsisten dalam setiap komunikasi yang dilakukan. Hal ini akan memberikan pengalaman yang berbeda bagi audiens yang berinteraksi dengan brand Anda.
2. Konsep Jelas dan Singkat
Selain dalam hal gaya komunikasi, konsep ini juga dapat digunakan dalam pembuatan konten di media sosial.
Saat Anda membuat konten, buatlah konten yang jelas dan singkat. Konten yang terlalu panjang dan bahasa yang bertele-tele akan terasa membosankan.
Maka, Anda dapat membuatnya lebih jelas dan singkat dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menjadi komponen utama konsep ini.
3. Jadikan Spesifik
Pertanyaan “Mengapa”, membantu Anda untuk menemukan segmentasi konsumen yang ingin dijadikan target. Selain itu juga membantu Anda menemukan mengapa Anda memilih sebuah permasalahan untuk diselesaikan.
Setelah jawaban ini didapatkan, Anda akan memiliki segmentasi konsumen yang spesifik. Maka, semakin spesifik audiens, akan semakin mudah dalam menyusun konten iklan yang akan dibuat.
4. Konten yang Menarik
Membuat konten yang menarik dalam setiap promosi sudah menjadi keharusan. Buatlah konten yang mampu memberikan sentuhan emosi kepada audiens yang menjadi target bisnis Anda.
Anda dapat memperkirakan, respon apa yang Anda inginkan dari sebuah konten yang diberikan? Semakin jelas respon yang diinginkan, akan membantu produksi konten menjadi sesuai dengan audiens bisnis Anda.
5. Tanya Audiens
Tips penting selanjutnya adalah dengan menyisipkan pertanyaan agar audiens merasa tertarik untuk mengetahui lebih dalam bisnis Anda. Berikan Call To Action di setiap konten yang Anda bagikan.
Baca Juga: Apa Itu Kompetitor? Pahami Agar Bisnis Anda Mampu Bersaing!
Pertanyaan Seputar Golden Circle
Secara singkat, Anda dapat memahami konsep lingkarang emas ini melalui beberapa daftar pertanyaan berikut ini.
1. Apa yang Dimaksud dengan Golden Circle?
Menurut Simon Sinek, Golden Circle adalah suatu sudut pandang alternatif terhadap asumsi yang ada tentang mengapa beberapa pemimpin dan organisasi bisa sangat berpengaruh.
Sederhananya, konsep ini digunakan untuk mengetahui mengapa kita melakukan apa yang kita lakukan. Menurut Sinek, biasanya digunakan sebagai penuntun untuk meningkatkan kepemimpinan, budaya perusahaan, penerimaan pegawai, pengembangan produk, penjualan, dan pemasaran.
2. Apa Saja yang Termasuk Golden Circle?
Ada tiga komponen yang termasuk ke dalam konsep ini, yaitu What, How dan Why.
Tiga komponen ini merupakan lapisan lingkaran emas yang dapat membantu sebuah perusahaan mengetahui misi dan tujuan yang ingin dicapainya.
What menjelaskan apa yang menjadi produk atau layanan dari sebuah perusahaan, How menjelaskan bagaimana mereka melakukannya dan Why menjelaskan mengapa mereka melakukan itu.
Baca Juga: Apa Itu Transformasi Digital serta Dampaknya di Indonesia?
Penutup
The golden circle tidak hanya sekadar konsep berpikir untuk mengembangkan bisnis semata. Lebih dari itu, adalah cara berpikir bagi pemimpin agar dapat menginspirasi untuk bertindak dan bergerak.
Konsep ini bukan sekadar untuk mencari keuntungan, kini saatnya Anda menemukan why bisnis Anda dan menjadikannya inspirasi untuk mendorong seseorang untuk melakukan sebuah tindakan.
Temukan kemudahan dan panduan penerapannya melalui konsultasi dan training secara praktis! Anda bisa hubungi tim kami dengan klik banner berikut ini!
Comments are closed