6 Sport Tourism Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia

  • Home
  • SPORT
  • 6 Sport Tourism Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia
sport tourism kearifan lokal

BandungKlik – Kini Indonesia dianggap sebagai ikon wisata olahraga (athletic tourism) dunia dengan keindahan alam dan budayanya. Ada banyak jenis olahraga wisata berbasis kearifan lokal di Indonesia yang saat ini semakin berkembang di luar negeri.

Wisata olahraga sendiri merupakan objek wisata yang dipadukan dengan olahraga. Menurut Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWTO), pariwisata olahraga adalah sektor pariwisata yang paling cepat berkembang, karena semakin banyak wisatawan yang tertarik dengan kegiatan olahraga.

Selain itu, wisata olahraga termasuk tren wisata yang memiliki pasar cukup besar. Diperkirakan pertumbuhan sport tourism di Indonesia bisa mencapai Rp 18,790 triliun pada tahun 2024!

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, sport tourism dengan kearifan lokal tidak hanya menarik wisatawan karena destinasinya. Namun demikian juga dengan kearifan budaya lokal yang dapat menggerakkan perekonomian sekaligus membuka lapangan kerja.

Padahal, Indonesia sudah lama mengembangkan sport tourism dengan penggemar lokal di berbagai event dan festival yang menarik wisatawan. Seperti 6 wisata olahraga berbasis kearifan lokal berikut ini:

1. Paku Jawi

Wisata olahraga dengan kearifan lokal yang pertama yaitu pacu jawi atau disebut juga pacuan sapi. Pada dasarnya jenis wisata olahraga ini merupakan upacara adat untuk merayakan syukuran musim panen masyarakat.

Itulah yang membuat pacuan sapi ini diadakan di sawah yang berlumpur setelah sawah selesai dipanen. Uniknya, sang joki mengendalikan sapinya dengan cara menggigit ekor sapi tersebut agar berlari lebih cepat.

Silahkan baca: 5 Kegiatan Wisata Olahraga di Mandalika yang Patut Dicoba

Kini pacu jawi telah menjadi salah satu olahraga wisata unggulan dari Sumatera Barat yang telah mendunia. Dan diharapkan banyak turis lokal dan mancanegara.

2. Lompat Batu Nias

Atraksi Nias Rock Jump sudah cukup terkenal hingga ke mancanegara dan juga dikenal dengan sebutan Hombo Batu. Wisata olahraga berbasis kearifan lokal Indonesia yang satu ini bukanlah wisata lompat batu biasa. Namun merupakan atraksi melompati batu setinggi dua meter dan lebar 40 cm yang sangat mengesankan.

Lomapat Batu yang berasal dari Desa Wisata Bawomataluo, Nias, Sumatera Utara, awalnya merupakan tradisi yang dilakukan sebagai syarat pemuda untuk ikut berperang. Jika pemuda tersebut berhasil melompati batu tersebut, berarti mereka dianggap sebagai orang dewasa yang telah matang secara fisik.

Hal-hal menarik dari tradisi ini, tidak hanya disajikan sebagai acara adat, tetapi juga menjadi tontonan yang menarik bagi wisatawan. Keberadaannya terus dilestarikan oleh masyarakat Desa Wisata Bawomataluo.

3. Lepaskan Drive

Selanjutnya, wisata olahraga dari kearifan lokal Indonesia yaitu Pacu Jalur. Pacu Jalur adalah lomba dayung tradisional di Provinsi Riau yang memadukan unsur atletik, seni, dan ketenangan batin. Pacu Jalur disebut untuk melestarikan budaya. Mengingat sejak tahun 1900-an perahu menjadi alat transportasi utama masyarakat Kuantan Singingi, Riau.

Uniknya, kegiatan olahraga mirip Dragon Boat ini menggunakan perahu sepanjang 25-40 meter, dan bisa diisi hingga 40 pendayung. Tak hanya menarik wisatawan domestik, Pacu Jalur juga menarik wisatawan mancanegara, seperti Malaysia, Amerika Serikat, dan Australia.

4. Perahu sandeq

Bergeser ke Sulawesi Barat, ada sport tourism dengan kearifan lokal Indonesia yang tak kalah menarik, yakni Festival Perahu Sandeq. Bagi yang belum tahu, Perahu Sandeq merupakan jenis perahu tradisional suku Mandar, Sulawesi Barat yang diklaim sebagai perahu tercepat di dunia. Padahal, kecepatan kapal bisa mencapai 15-29 knot atau sekitar 54 km/jam.

Silahkan baca: Inilah 5 Tempat Wisata Iconic Indonesia yang Menakjubkan

Perahu Sandeq memiliki keunikan yang telah diperhatikan oleh dunia, faktanya perahu ini merupakan salah satu aset nasional yang dipamerkan di Museum d’Histoire Naturelle, Prancis. Uniknya, ternyata desain Perahu Sandeq berusia 3.000 tahun. Hingga menjadikannya salah satu kapal tertua dalam sejarah maritim Indonesia.

Karena nilai sejarah dan keunikannya, diadakan Festival Perahu Sandeq yang merupakan event wisata budaya bahari. Kedepannya bisa lebih menarik minat wisatawan lokal maupun mancanegara.

5. Pacuan Kuda Gayo

Lebih jauh ke Aceh, wisatawan bisa menikmati wisata berkuda. Konon, wisata atletik Pacuan Kuda Gayo yang terdiri dari ratusan kuda itu sudah dilakukan sebelum Belanda datang.

Atraksi Pacuan Kuda Gayo merupakan tradisi turun temurun masyarakat Gayo dalam menyambut dan merayakan musim panen raya. Biasanya berlangsung antara Agustus dan September. Awalnya berasal dari budaya turun-temurun, namun kegiatan ini kini telah menjadi salah satu daya tarik wisata di Gayo.

6. Kayu cendana Sumba

Terakhir, ada atraksi Cendana Sumba yang juga termasuk wisata olahraga berbasis kearifan lokal di Indonesia. Kegiatan ini menggunakan kuda poni khusus dari Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) atau dikenal dengan Cendana.

Menurut sejarahnya, Kuda Cendana merupakan persilangan antara kuda Arab dan kuda lokal. Hal ini dimaksudkan untuk mendapatkan tampilan yang lebih gagah.

Nama kuda Cendana sendiri diambil dari nama pohon Cendana yang memiliki ciri fisik lebih pendek dari kuda Eropa dan Amerika. Tinggi punggungnya hanya sekitar 130-140 cm, namun lehernya kekar. Serta memiliki warna yang beragam, seperti abu-abu, hitam, coklat tua, putih, hingga belang.

Di Festival Kuda Cendana, kuda akan mengenakan aksesori unik dan penunggangnya mengenakan kostum tradisional. Menariknya, wisatawan pun bisa merasakan sensasi riding keliling berbagai destinasi menakjubkan di Sumba.

Silahkan baca : 15 Destinasi Wisata Kuliner di Berbagai Kota di Indonesia

Besarnya potensi wisata olahraga dengan kearifan lokal di Indonesia seperti di atas, sepertinya tidak akan memberikan efek positif. Terutama untuk pemulihan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia ke depan.*

Sumber & Foto: kemenparekraf.go.id

Navigasi pos

Comments are closed